Bali - Sebanyak tiga puluh Calon Purnabakti Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) dan Kantor Balai Harta Peninggalan (BHP) seluruh Indonesia menggali pengalaman baru sebelum masa bakti mereka selesai, hal tersebut dilakukan oleh Bagian Kepegawaian Ditjen AHU dengan memberikan pelatihan wirausaha menjelang purnabakti, dengan mengunjungi beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali. Kamis (8/3/18)
Home Industri Jamu Tradisional Bali, Pusat kerajinan batik dan pengolahan pupuk kompos serta kebun hidroponik dan konveksi Krisna oleh-oleh Bali menjadi pilihan bagi Calon Purnabakti untuk belajar berwirausaha.
Hj.H.Sri Rejeki Pemilik Usaha jamu segar tradisional Bali sangat mengapresiasi niat calon purnabakti untuk belajar dan melanjutkan karya dalam rutinitas dan berwirausaha.
"kalau sekarang masih berstatus PNS, sebentar lagi akan purnabakti dan meninggalkan rutinitas sebagai Abdinegara yang diatur oleh Undang-undang, maka setelah pensiun nanti perlu menciptakan rutinitas usaha dan menjadi wirausaha yang tangguh,” kata sri.
Dalam kesempatan ini Sri Rejeki membagikan pengalamannya dibidang wirausaha yang sudah digeluti puluhan tahun, yang berawal dari mendirikan UD. Arya Paramita pada tahun 2001 dengan bergerak sebagai perusahaan yang menyuplai snack tradisional ke supermarket-supermarket di Bali. Di sela-sela kesibukannya, tak pernah berhenti berkarya dengan mengembangkan jamu, resep warisan leluhur.
"Disamping mengembangkan jamu resep warisan leluhur yang bernilai ekonomis. saya bercita-cita agar masyarakat Indonesia sehat dengan kembali pada alam," tutup sri.
sementara itu, disentra batik calon purnabakti mencoba menuliskan ide dan kreatifitas dengan menuangkan canting diatas kain yang sudah disediakan guna belajar membatik.
"Ini pengalaman baru, kita belajar membatik menuliskan coretan canting diatas kain," Ucap Ana.
Bagi calon purnabakti yang tinggal dipersawahan mereka lebih menggeluti dibidang pertanian dengan memberdayakan alam melalui pembuatan kompos.
"Petani Indonesia ini hebat pak, namun mereka terlalu manja tidak mau memanfaatkan kompos dan cenderung mengandalkan pupuk pabrikan," ucap I Wayan, saat paparan bersama kelompok tani Karang asem.
lulusan ITB ini juga mengajak masyarakat Bali untuk kembali kebumi menghargai bumi sebagai ciptaan Tuhan yang wajib dijaga kelestariannya.
"Saya mengajak semua masyarakat Bali untuk berprinsip menjaga Alam, oleh karena itu petani yang kami bina semua mengunakan organik, demi menjaga keseimbangan Alam" tutup wayan.
Ditempat lain, Anita karyawan produksi konveksi krisna mengungkapkan banyak kunjungan dari lembaga yang mau pensiun dan ada juga yang sudah menjalankan usaha konveksi kecil - kecilan.
"Semua harus dicoba kalau tidak dicoba tidak tau kesulitan dan kemudahannya dalam berusaha konveksi," ucap Anita.
Kami sangat merasa diperhatikan disaat kami akan purnabakti sudah disiapkan beberapa alternatif guna mengisi rutinitas nanti, semoga kegiatan ini dapat kami implementasikan saat kami purna nanti," ucap Sardjoe.