JAKARTA - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly buka dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Pelaksanaan Target Kinerja Semester I Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (kemenkumham) tahun 2020 melalui media virtual yang di ikuti oleh seluruh Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama seluruh unit eselon I dan 33 kantor Wilayah.
“Saat ini kita masih dalam kondisi pandemi COVID-19, dan kita sudah beraktivitas kerja dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan dalam tatanan normal baru” sambut Yasonna di Graha Pengayoman, Kuningan, Jakarta (29/6/20).
Yasonna juga mengatakan bahwa pengendalian dan evaluasi sangatlah penting dan berharga dengan harapan mampu menjadi pendorong bagi peningkatan kinerja Kemenkumham dimasa yang akan datang.
“Sudah terbukti beberapa kali kita melaksanakan rapat kerja, Kemenkumham berhasil mempertahankan bahkan meningkatkan kinerjanya” ucapnya.
Pada rapat koordinasi evaluasi kinerja kali ini ada yang menarik, Yasonna mengenalkan dengan hadirnya logo dua lumba-lumba mengapit logo corporate university.
“Dengan logo itu mengandung makna, sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) harus mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi, mempunyai empati dan sifat tolong menolong serta loyalitas kepada institusi, bangsa dan negara, sehingga kreatif, inovatif dan mampu memanfaatkan teknologi informasi secara tepat” jelasnya.
Yasonna juga mengajak seluruh jajarannya untuk senantiasa kompak, gotong royong, kolaborasi, dan sinergi dalam hal apapun terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian.
“Saya minta seluruh jajaran untuk terus introspeksi dan memantaskan diri untuk mendukung kemajuan organisasi dengan mengubah pola kerja dan mengubah mindset kita ke arah digital” ajaknya.
Dalam pelayanan publik, Dia mengatakan kerja sama dengan stakeholders dan pelayanan yang diberikan kepada publik harus secara cepat dan tepat sasaran dengan mengedepankan terobosan baru.
“Cari terobosan dan inovasi, kalau perlu jemput bola” pintanya.
Lebih jauh Sekretaris Jenderal Kemenkumham Bambang Rantam Sariwanto mengatakan, evaluasi ini merupakan sarana utama untuk meningkatkan komitmen bersama.
“ Ini upaya pelaksanaan Zona Integritas menuju WBK/WBBM, sehingga terjadi perubahan secara sistematis dan konsisten terhadap mekanisme kerja, pola pikir (mind set) serta budaya kerja (culture set)” kata Bambang.